Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan, pernah mengemban jabatan sebagai pelatih tim nasional Indonesia (Timnas) sejak 2020 hingga awal 2025.
Di bawah asuhannya, Timnas Indonesia mengalami sejumlah pencapaian penting, termasuk lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai spekulasi soal kemungkinan kembalinya Shin Tae-yong untuk menangani timnas. Tapi, dalam jumpa pers dan berbagai pernyataan resmi dari PSSI, Ketua Umum Erick Thohir memastikan bahwa “peluangnya nol persen” — bahwa STY tidak akan kembali.
Berikut ini uraian tentang bagaimana situasi ini berkembang, dan apa alasan di balik keputusan tersebut.
“Peluangnya Nol Persen” — Pernyataan Erick Thohir
Dalam sebuah konferensi pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Jumat, 24 Oktober 2025, Erick Thohir secara tegas menyatakan:
“Coach Shin Tae-yong dan Coach Patrick Kluivert sudah menjadi bagian dari masa lalu. … Peluangnya nol persen.”
Menurut Erick, ketika PSSI mencari pelatih baru, mereka tidak cukup hanya melihat rekam jejak masa lalu, melainkan juga harus melihat target-target yang akan datang — baik jangka pendek maupun panjang — serta karakter pelatih yang mampu membangun sistem pembinaan yang menyeluruh.
Erick juga menegaskan bahwa pelatih baru nanti harus memiliki kredensial yang jelas dan telah terbukti dalam menangani tim nasional, serta memiliki visi yang bisa menyatu dengan arah pengembangan sepak bola Indonesia.
Meski begitu, Erick tetap menyatakan apresiasinya terhadap apa yang telah dilakukan oleh Shin Tae-yong selama masa jabatannya.
Alasan-Alasan yang Mendukung Keputusan “Nol Persen”
Beberapa alasan yang dikemukakan oleh Erick Thohir maupun pengamat dalam media untuk menolak kemungkinan kembalinya Shin Tae-yong antara lain:
Orientasi ke depan (future-looking) dibanding nostalgia
Erick menekankan bahwa PSSI tidak ingin terpaku pada masa lalu. Mereka ingin pelatih baru yang bisa membawa tim ke level berikutnya, dengan visi dan strategi jangka panjang yang segar.
Penilaian performa dan kekurangan
Erick menyebut PSSI akan mempelajari kelebihan dan kekurangan Shin maupun pelatih sebelumnya agar tim ke depan bisa lebih baik.
Target besar dan kebutuhan spesifik
Pelatih baru harus mampu memikul target-target ambisius PSSI seperti menembus 16 besar Piala Asia 2027 dan membuka peluang lolos ke Piala Dunia.
Tekanan publik dan ekspektasi tinggi
Beberapa pengamat memperingatkan bahwa dukungan publik yang sangat besar kepada Shin bisa menjadi pedang bermata dua. Jika ekspektasi terlalu tinggi tidak terpenuhi, maka reputasinya justru bisa terancam.
Konsiderasi relasi dan kontinuitas lokal
Ada pandangan bahwa pelatih harus mempunyai komitmen kuat tinggal di Indonesia, mampu berinteraksi dengan pemain domestik, serta didukung dengan asisten lokal sebagai jembatan komunikasi.
Reaksi Publik dan Tawarannya
Meskipun Erick menutup kemungkinan kembalinya Shin, ada beberapa pihak yang mendorong agar PSSI mempertimbangkan kembali. Misalnya, Andre Rosiade menyebut bahwa “ego harus ditaruh ke belakang” dan bahwa publik masih menginginkan kembalinya Shin Tae-yong.
Namun, reaksi pengamat seperti Akmal Marhali justru menyarankan hati-hati:
“Dengan situasi yang ramai seperti sekarang, di mana penggemar STY terlalu masif mendorong dia kembali, saya pikir itu bukan solusi.”
Meskipun banyak dukungan dari masyarakat, keputusan tetap berada di tangan PSSI dan Erick sebagai pengarah utama sepak bola Indonesia.
Kesimpulan
Klaim “nol persen” yang dinyatakan Erick Thohir bukan sekadar ungkapan biasa. Ia mencerminkan keputusan strategis PSSI untuk mencari pelatih baru yang bukan hanya berdasarkan popularitas atau prestasi masa lalu, melainkan kemampuan memimpin tim ke masa depan dengan target-target besar.
Shin Tae-yong dihormati atas kontribusinya, tetapi kini tampaknya PSSI memilih untuk membuka lembaran baru — bukan kembali ke masa lalu.

 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar